Berbedadengan baju gamis satu ini yang diproses dengan bagus dan optimal sehingga mewujudkan kualitas jahitan yang terbaik. Hal ini karena semua proses pembuatan gamis diawasi dan dikembangkan sehingga hasilnya jadi memuaskan. Metode pengorderan yang cepat. Nah, kelebihan selanjutnya ialah cara pengorderan yang praktis. Halini karena semua pelaksanaan pembuatan baju gamis diawasi dan dioptimalkan sehingga hasilnya menjadi memuaskan. Cara pengorderan yang mudah. Nah, bagi Anda yang kebetulan sedang mencari gamis syari gaya cantik yang nyaman diterapkan lantas hubungi reseller kami di web resmi kami dan peroleh harga ekonomis hanya dari kami. Shopee Khimar Caranyacukup berbelanja busana muslim Rabbani Cilegon senilai Rp3 juta dengan potongan harga sebesar 31 persen. "Kalau reseller sendiri untuk bulan ini diskonnya 31 persen. Syarat minimal belanjanya Rp3 juta nett bukan harga bruto. Jadi 3 juta itu sudah potongan 31 persen tersebut," katanya kepada Ekbisbanten.com, Selasa (16/11/2021). Caramencari reseller dan membuat mereka loyal sudah dibagikan rahasianya di atas. Jika sudah paham ilmunya, saat ini Anda hanya perlu praktek. Banyak kelebihan yang bisa Anda dapat jika memiliki reseller. Bisnis bisa menjadi lebih cepat berkembang dan penjualan bisa cepat terjadi karena bantuan reseller. 5 Buka Toko Shopee. Cara menjadi reseller Shopee yang terakhir tentu dengan membuka toko online. Berjualan di Shopee pada dasarnya sangat mudah, sebab sebagai pembeli dan penjual kamu cukup menggunakan satu aplikasi saja. Untuk membuka toko di Shopee lewat aplikasi, kamu bisa masuk ke lama profil. QJft. Dua puluh tahun lalu, nama Rabbani memang tidak sekondang seperti sekarang. Jika dulu orang mengenal Rabbani sebagai salah satu toko buku islami, kini nama yang memiliki arti “para pengabdi Allah yang mau mengajarkan dan diajarkan Kitab Allah” itu menjelma sebagai merek fashion muslim yang tersohor, khususnya produk jenis kerudung. Rabbani lahir dari buah perjuangan H. Amry Gunawan dan Hj. Nia Kurnia. Usaha tersebut bermula dari keinginan si empunya bisnis untuk menyebarkan dakwah melalui buku-buku dan referensi bacaan tentang Islam. Akhirnya, pada awal tahun 1990-an mereka mendirikan toko buku bernama Rabbani Pustaka. Koleksi busana muslimah Rabbani diperagakan model Tak dinyana, Rabbani Pustaka berhasil menarik perhatian warga Bandung, Jawa Barat. Banyak orang yang datang dan membeli koleksi buku-buku yang ditawarkan. Walhasil, usaha bermisi mulia itu berkembang pesat hingga melahirkan usaha baru fashion muslimah. Bertempat di Kawasan Sekeloa Bandung, usaha pakaian muslimah itu dijajakan di ruang seluas 2x3 meter. Perjuangan duet suami-istri itu cukup keras dalam memperkenalkan dan menjual busana hasil rancangan sang istri. Dari berjuang bedua, kemudian mereka mampu mempekerjakan satu pegawai dan menempati toko baru di Jalan Pati Ukur. “Perjuangan mereka begitu gigih dalam mengembangkan Rabbani saat itu. Rabbani bukan hanya berbisnis, tapi juga berdakwah dan membantu orang untuk menjalankan perintah Allah,” ujar Deni Kosasih, Senior Markerting Manager Rabbani Asysa membuka perbincangan. Menurut Deni, Rabbani telah melewati masa-masa sulit khususnya di tahun-tahun awal merintis bisnis. Namun berkat kegigihan mengedukasi dan melihat peluang, katanya, usaha tersebut mampu menjadi bisnis yang berskala besar dan disegani. Bagaimana jatuh bangun bisnis Rabbani? Apa saja inovasi dan gebrakannya? Deni Kosasih Senior Marketing Manager Rabbani Asysa memaparkannya kepada Ario Fajar dari SWA Online Bisa diceritakan sejarah singkat Rabbani? Rabbani didirikan oleh H. Amry Gunawan bersama istrinya Hj. Nia Kurnia. Bisnis awal mereka sebenarnya adalah jualan buku-buku dan majalah-majalah Islam. Tujuannya mulia, yakni berdakwah. Mereka bukan berasal dari orang kaya, jadi usaha tersebut sebenarnya juga untuk membantu hidup mereka yang kala itu sedang terhimpit kesulitan. Karena misinya mulia, jadi usaha tersebut juga mendapat berkah sehingga Rabbani Pustaka kian berkembang pesat. Pada tahun 1999 mereka memutuskan untuk masuk ke bisnis fashion muslimah yakni menjual kerudung sebagai produk perdana. Seiring dengan waktu, nama perusahaan berganti menjadi Rabbani Muslimah Kenapa mereka akhirnya masuk ke bisnis fashion? Alasannya karena berawal dari keprihatinan mereka yang melihat pada waktu itu sangat sedikit sekali orang yang mengenakan jilbab. Keberadaan usaha fashion muslimah itu diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam syiar dan dakwah Islam bagi para muslimah agar memenuhi kewajibannya untuk menutup aurat. Rabbani ingin mengubah paradigma sebagian besar masyarakat pada kala itu yang memandang bahwa wanita yang memakai busana muslim itu modern dan terhormat juga dapat tampil gaya, tapi tetap syar’i. Seperti apa perjuangan mereka mendirikan usaha fashion tersebut? Yang pasti banyak kendala. Seperti, saat itu belum banyak wanita yang berjilbab sehingga perlu kerja keras untuk mengedukasi mereka soal berhijab. Apalagi berbusana muslim pada tahun 1990-an belum menjadi tren, tidak seperti saat ini. Namun, kondisi tersebut tidak membuat sang pendiri putus asa, tetapi justru dijadikan sebagai suatu tantangan bahkan peluang. Hasilnya, kami bisa dibilang sebagai salah satu pionir kerudung instan di Indonesia dan selalu menciptakan tren-tren kerudung terbaru. Apakah kemudian Rabbani semakin menambah produknya? Tahun 2004, perusahaan berganti nama menjadi Rabbani Asysa. Perubahan nama karena usaha yang kami jalankan kian berkembang, bukan hanya menjual buku tetapi sudah menjual berbagai macam busana muslim hingga makanan-makanan sehat dan halal. Kapan mulai ekpansi ke luar Bandung? Tahun 2000 kami mulai mencoba peruntungan ke luar kota yakni Depok, Jawa Barat. Alasannya, karena pada waktu itu kami ingin membidik mahasiswa yang banyak tinggal di daerah sana. Setelah outlet tersebut sukses, kami mulai masuk ke Jakarta. Tahun 2007 dan 2008 adalah tahun yang cukup ekspansif di mana bisnis Rabbani berkembang pesat dengan hadir dilima kota besar seperti Medan, Palembang, Makasar, Semarang. Apa saja yang dijual hingga saat ini? Saat ini 90% produk yang dijual adalah fashion muslim. Ada pergeseran di mana buku-buku Islam tidak lagi menjadi core bisnis kami. Kami memproduksi seluruh perlengkapan busana muslim dari atas hingga kaki, baik untuk wanita, pria dewasa, hingga anak-anak, perlengkapan solat, dll. Bukan hanya itu, kami juga menjual busana-busana dalam berbagai aktivitas ibadah, sehari-hari, casual, formal hingga busana pernikahan. Singkatnya, one stop shopping dalam satu outlet. Produk yang paling banyak terjual? Kerudung yakni sekitar 70%. Kerudung Rabbani dijual mulai dari Rp 20ribu- ratusan ribu, dari kerudung balita hingga dewasa. Merek Rabbani identik dengan kerudungnya Siapa target pasar Rabbani? Kami tidak mengkotak-kotakan segmen karena kami memproduksi semua item dari semua umur dan aktivitas, jadi segmen Rabbani cukup luas. Bahkan pelanggan kami ada yang usianya sudah sepuh. Yang paling banyak membeli? Biasanya wanita dewasa yang mendominasi Bagaimana Rabbani mempopulerkan kerudungnya? Selain sebagai salah satu pioner, kala itu Rabbani sempat menjadi merek yang paling banyak dibicarakan yakni dengan inovasi “Kerudung Instan”. Tidak ada produsen yang menciptakan kerudung instan seperti Rabbani. Pada waktu itu pemakaian kerudung cukup ribet dan butuh waktu lama sehingga mendorong perusahaan untuk mengakomodir kebutuhan tersebut dengan menciptakan kerudung yang praktis. Kerudung instan inilah yang membawa nama Rabbani menjadi besar hingga saat ini. Selain kerudung instan, Rabbani juga selalu menciptakan tren-tren kerudung. Kami menawarkan warna-warna nge-jreng dan motif-motif beraneka ragam sehingga mampu mendobrak pakem-pakem desain dan motif yang ada pada waktu itu. Meski sempat dicibir, namun akhirnya kerudung Rabbani mendapatkan tempat dimasyarakat. Apa yang membedakan produk Rabbani dengan produk yang lainnya? Banyak pelanggan kami yang mengatakan, bahwa busana-busana yang kami jual adalah busana muslim yang syar’i tetapi tetap modis. Keunggulan kami selanjutnya adalah soal kualitas yang bisa diadu dengan pabrikan lainnya, juga harga yang kompetitif. Bagaimana proses Rabbani menciptakan suatu inovasi? Banyak sumber untuk menciptakan inovasi. Intinya, kami itu selalu drive market. Inovasi bisa datang dari tim internal misalnya melihat peluang apa yang mungkin bisa dikembangkan untuk menjadi suatu tema atau desain ke depannya. Atau bisa juga masukan dari pelanggan sehingga lahirlah produk-produk terbaru. Berapa besar market size Rabbani? Kerudung Rabbani menjadi market leader di Indonesia tidak menyebutkan angka pasti-red. Sementara untuk posisi Rabbani sendiri sebagai perusahaan adalah mengambil 10% dari keseluruhan pasar busana muslim di Indonesia. Ada berapa outlet hingga saat ini? Kami memiliki 154 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia, 10 di antaranya adalah outlet-outlet besar seperti di Pati Ukur, Bandung dan Rawamangun, Jakarta Timur. Dalam setahun kami biasanya membangun 5-7 outlet. Bagaimana pola pengembangan bisnisnya? Kami menawarkan sistem waralaba. Dari 154 outlet, 30% diantaranya adalah yang diwaralabakan dan sisanya milik sendiri. Biaya investasi untuk franchise mulai sekitar Rp 550 juta. Selain itu, kami juga mengembangkan sistem keagenan, yakni siapapun bisa berjualan produk Rabbani tanpa ada batas modal. Jadi, siapapun bisa menjadi mitra kami yang kini jumlahnya mencapai ribuan agen. Bagaimana perusahaan mengontrol kualitas jika bisnis diwaralabakan? Kami memiliki SOP. Mulai dari produk, SDM, pelayanan, desain bangunan, keramahtamaan, hingga akunting dan administrasi. Kami juga yang membantu para investor mencari dan mempelajari pasar, lokasi, dll. Jika outlet tidak menampakkan hasil maksimal, biasanya kami membantu dengan beberapa kegiatan marketing communication. Kenapa Rabbani tidak pernah mendirikan outlet di dalam mal? Mungkin terkendala soal luas bangunan di mana biasanya Rabbani membutuhkan ruang yang lebih luas di mana untuk outlet besar saja kami memakan tiga lantai. Kapan tepatnya pengelolaan perusahaan mulai berjalan secara modern? Sebenarnya sudah sejak lama. Ketika bisnis ini diprediksi akan semakin besar, sang pendiri tentu tahu bagaimana harus mengelola. Misalnya, tahun 2001, Rabbani mulai muncul di media-media dan melakukan aktivitas-aktivitas pemasaran baik secara langsung ataupun tidak langsung, seperti beriklan, media interview, atapun pameran serta bazar berskala nasional, regional, lokal ataupun per outlet. Perusahaan ini juga diisi oleh profesional-profesional yang ahli dibidangnya. Saya sendiri sudah 15 tahun di sini. Bagaimana membangun merek di tengah gempuran merek lokal serta produk-produk impor dari Tiongkok? Kami menganggap itu bukan sebagai suatu kompetisi. Lagipula, pelanggan yang cerdas apalagi yang setia akan tahu mana produk yang berkualitas baik dan buruk. Nah, untuk meningkatkan brand awareness kami memakai public figure sebagai brand ambassador misalnya Ustad Solmed dan isteri, serta Fatin Shidqia Lubis. Dari kedua duta merek tersebut diharapkan mampu meningkatkan kesadaran merek dan penjualan di segmen keluarga dan ibu-ibu serta remaja. Berapa kapasitas produksi hingga saat ini? Produksinya saya kurang tahu persis yang pasti sangat banyak dan tergantung dari orderan tim marketing. Saat ini kami memiliki 5 pabrik. Ke depannya kami ingin menggabungkan pabrik-pabrik tersebut menjadi satu agar lebih mudah pengawasan dan operasionalnya. Apakah Rabbani menciptakan second brand juga? Tidak. Kami tidak menciptakan brand baru, Rabbani hanya fokus pada satu merek. Kami tidak mau ikut-ikutan perusahaan lain. Lalu bagaimana cara menggarap setiap segmen market? Kami menjual berbagai macam item yang disesuaikan dengan setiap segmen. Misalnya untuk highend, kami menjual baju koko dipadukan dengan songket yang terlihat ekslusif dengan harga sekitar Rp 600 ribuan, gamis pria panjang yang didesain modern dengan harga Rp 1 jutaan, begitupun busana untuk wanitanya. Selain busana, Rabbani juga memproduksi aksesoris wanita muslimah dan baju renang. Berapa omset dalam satu hari ? Kalkukasinya, misalnya 1 outlet dikunjungi 200-an orang setiap hari di mana biasanya spending mereka bisa mencapai sampai 5 potong kerudung dengan harga kisaran Rp 20ribu-Rp 100ribu. Nah, bisa dihitung berapa rata-rata omset per hari per outlet. Apa inovasi terbaru atau bisnis terbaru yang diciptakan? Baru-baru ini kami menjual bahan makanan/minuman atau produk kesehatan. Produk tersebut memang bukan merek kami tetapi titipan dari para produsen atau distributor, tapi siapa tahu ke depannya kami bisa menciptakan produk sendiri. Kami memberi nama “Quranic Food” yakni menyediakan makanan/minuman/produk olahan sehat dan bergizi sesuai syariah. Quranic Food hanya tersedia dibeberapa outlet tertentu. Kedua, kami juga menciptakan Kosmetkc Rabbani. Bisnis ini masih sangat baru jadi sedang proses pengembangan. Inovasi ketiga adalah menciptakan media informasi yakni Rabbani TV yang berisi acara serta informasi Islami sekaligus digunakan sebagai media promosi produk Rabbani. Ini juga masih dalam proses pengembangan. Inovasi terakhir adalah busana pengantin muslim yang telah dijalankan beberapa tahun yang lalu. Di mana orang bisa membeli atau menyewanya dengan kisaran jutaan rupiah. Apa saja tantangan selama membangun bisnis? Tantangannya terberat adalah bagaimana mengibarkan merek Rabbani agar tetap eksis dan mengejar misi visi perusahaan untuk “Mengerudungkan Dunia”. Caranya? Tetap menciptakan produk yang inovatif, memperluas wilayah pemasaran. Termasuk keluar negeri? Benar. Beberapa tahun lalu kami sempat hadir di Malaysia, namun kini ditutup sementara karena terkendala teknis. Sebenarnya banyak orang yang berminat menjadi reseller Rabbani untuk menjual produk ini ke Timur Tengah, Amerika Serikat dan Eropa. Dan, sebagian diantaranya sudah menjalankan itu. Berapa target outlet hingga akhir tahun ini? Yang pasti kami terus memperluas outlet kami. Saat ini kan ada kabupaten di Indonesia, itu artinya masih banyak peluang yang terbuka untuk digarap. Caranya, dengan menyisir pasar hingga ke pelosok-pelosok. Ada dua teknik untuk memperluas jaringan Rabbani yakni menyebar atau mengembangkan. Maksudnya, menambah outlet-outlet atau mengembangkan outlet yang ada hingga menjadi lebih besar. Adakah titik di mana perusahaan pernah mengalami keterpurukan? Alhamdulilah sejauh ini tidak ada. Kami optimistis, Rabbani akan terus berkembang ke depannya. *** Reseller adalah sistem bisnis dimana seseorang membeli produk tertentu dari distributor/supplier untuk kemudian barang tersebut dijual kembali baik secara grosir ataupun eceran. Reseller secara bahasa diartikan “menjual kembali”, reseller akan menjual kembali barang yang dibeli dengan harga yang lebih tinggi sehingga ada selisih keuntungan yang menjadi hak penuh dari pihak reseller. Bila dijelaskan secara sederhana. Semisal, ada distributor A menjual Baju Polos dengan harga satuan Untuk harga reseller produsen A mematok harga dengan minimal pembeliah 50 pcs. Jika reseller membeli 50 pcs, maka harganya adalah x 50 = Rp. Selanjutnya barang akan dikirim ketempat reseller dan dijual kembali dengan harga jual satuan sama seperti distributor A yakni ataupun diatasnya. Dengan skema diatas maka reseller diuntungkan dengan harga beli dari distributor yang lebih murah dari harga satuan. Reseller leluasa mengatur harga dari barang yang telah dibeli. Keutungan lainnya, reseller juga bisa memanfaatkan “Merk” dan segala fasilitas seperti tool kit, katalog produk, testimoni, grup diskusi yang biasanya disediakan oleh pihak distributor. Bagi distributor sendiri, adanya reseller sangat menguntungkan karena barang yang dimiliki bisa langsung terjual dalam jumlah banyak. Daftar Isi Artikel Cara Kerja ResellerKeuntungan Menjadi ResellerKekurangan ResellerPerbedaan Dropship dan Reseller1. Cara Kerja Reseller dan Dropship2. Modal3. Profit atau Keuntungan Dropship dan Resller4. ResikoARTIKEL LAINNYA Cara Kerja Reseller Cara kerja reseller telah disebutkan pada bagian atas, yakni Kita membeli barang dari supplier/distributor dengan minimal pembelian sesuai ketentuan. Selanjutnya barang akan dikirim ke gudang/rumah/tempat kita untuk kemudian kita jual, entah secara offline ataupun online di marketplace dan jaringan periklanan semacam fb ads, google ads ataupun instagram ads. Pada beberapa kasus, pihak distributor biasanya memberikan pelatihan khusus untuk para resellernya. Mereka mengajarkan bagaimana cara berjualan, cara menarik pelanggan, cara beriklan, cara membuat copywriting, mindset bisnis, cara membuat foto produk yang menarik dll. Terkadang distributor memberikan reward tertentu pada para reseller yang loyal atau menjadi penjual terbanyak dari produk yang dipasarkan. Keuntungan Menjadi Reseller Dengan menjadi reseller kamu akan mendapat beberapa keuntungan, diantara keuntungan reseller adalah sebagai berikut; 1. Tidak Perlu Memproduksi Barang Sendiri Reseller tak perlu memikirkan produksi barang, tugas mereka adalah memikirkan strategi pemasaran agar barang laku dijual sebanyak-banyaknya. 2. Tidak Terikat Dengan menjadi reseller kita bisa bebas menjual barang lain. Misalnya ketika menjual hijab kita dapat menjadi reseller dari beberapa brand hijab sekaligus seperti zoya, shapira, elzatta, rabbani dll. 3. Bebas Mengatur Harga Jual Dengan menjadi reseller kita dapat membeli barang dengan harga lebih murah dari distributor utama dan menjualnya sesuka hati kita. Entah itu menjualnya, dibawah, diatas atau mengikuti harga pasar. 4. Mendapat Bonus, Komisi dan Diskon Beberapa distributor menerapkan bonus, komisi dan diskon pada setiap resellernya yang loyal dan sering melakukan pembelian. 5. Komunitas Berbagi Ilmu Setiap distributor umumnya membekali para resellernya dengan bimbingan berkelanjutan, mulai A-Z ilmu penjualan. Mulai dari bagaimana menjual barang secara offline, online dan ilmu-ilmu marketing lainnya. 6. Mengetahui Kualitas Barang dan Stok Reseller memiliki barang yang akan dijual secara fisik, berbeda dengan dropshiper. Dengan menjadi reseller kita dapat mengecek kualitas barang sebelum dijual pada konsumen. Apakah ada kecacatan atau kerusakan pada produk yang dijual. Kekurangan Reseller 1. Harus Memiliki Modal Untuk Stok Barang Reseller harus memiliki modal yang cukup untuk melakukan stok barang. Ini dikarenakan distributor yang umumnya mematok minimal jumlah pembelian. Misalnya minimal harus membeli 100 pcs, 200 pcs dst. 2. Ketersediaan Tempat dan Pegawai Reseller harus memiliki tempat atau gudang untuk menyimpan barang. Selain itu ia juga harus memikirkan strategi pemasaran agar barang yang dimiliki dapat terjual. Hal seperti ini membutuhkan multitasking dan kemampuan untuk membangun tim dan manajemen secara baik. 3. Kerugian Ditanggung Setiap kerugian, komplain atau keluhan dari pelanggan sepenuhnya menjadi tanggung jawab reseller. Hal seperti ini sebetulnya berlaku sama untuk para dropshipper. Hanya saja reseller dapat meminimalisir keluhan pelanggan, karena mereka dapat melakukan quality control sendiri terhadap barang dan juga memastikan paket ter-packing dengan rapi hingga sampai ketangan pelanggan. Perbedaan Dropship dan Reseller Reseller dan dropshiper memiliki beberapa perbedaan mulai dari cara kerja, modal dan lain sebagainya. Berikut adalah beberapa perbedaan dropship dan reseller. 1. Cara Kerja Reseller dan Dropship Reseller -> Membeli barang dari distributor -> Barang dikirim ke tempat kita rumah/gudang -> Melakukan promosi offline/online -> Jika ada pembeli, barang langsung dikirim dari tempat kita. Dropship -> Melakukan promosi offline/online Umumnya online dengan memajang katalog barang di marketplace, ig, fb dll -> Jika ada pembeli, dropshipper akan menghubungi distributor untuk melakukan pengiriman barang ->Barang dikirim dari tempat distributor. 2. Modal Reseller harus mengeluarkan modal untuk melakukan stok barang dan juga menyediakan tempat untuk menaruh barang rumah/gudang Dropshipper tidak perlu mengeluarkan uang banyak karena tidak perlu stok barang ataupun menyediakan tempat barang. 3. Profit atau Keuntungan Dropship dan Resller Reseller mempunyai peluang untuk mendapatkan keuntungan lebih dibandingkan dropshipper. Ini salah satunya dikarenakan reseller akan membeli harga barang yang lebih murah dari pihak distributor. 4. Resiko Untuk masalah resiko sebetulnya tergantung dari skill yang dimiliki oleh masing-masing Individu. Reseller bisa saja menanggung kerugian besar ketika misalnya melakukan stok produk dalam jumlah banyak namun barang tidak laku. Atau reseller pe-resell salah membaca pasar, sehingga stok barang kurang diminati dsb. Dropshipper memiliki resiko yang minim, Namun kembali lagi pada kata diawal tadi, semuanya bergantung pada keahlian masing masing. Demikian artikel singkat berkenaan dengan reseller, mulai dari pengertian reseller, cara kerja, keuntungan dan juga perbedaan reseller dan dropship. Semoga artikel ini bermanfaat,

cara menjadi reseller rabbani